Senin, 18 April 2016

ANALISIS PENGARUH UMUR SISWA DAN JENIS KELAMIN SISWA TERHADAP NILAI SISWA

UJI ASUMSI KLASIK MENGGUNAKAN SPSS


Variabel Terikat (Dependent) X      : Nilai siswa
Variabel Bebas (Independent) Y     : Umur siswa dan Jenis kelamin siswa

Data yang digunakan adalah sebagai berikut :




Keterangan : Gender/Jenis Kelamin {0 "Pria" ; 1 "Wanita"}


Uji asumsi dilakukan dalam 3 uji, yaitu sebagai berikut :


1.Uji Normalitas --> Bertujuan untuk melihat apakah data penelitian terdistribusi normal atau tidak. Yang dianalisis melalui grafik Normal P-plot.

 2. Uji Multikolinearitas --> Bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas. Yang dianalisis melalui tabel Coefficients kolom “Tolerance” dan “VIF”.



     


Variabel umur siswa :
Memiliki nilai Tolerance = 0,689. Nilai tolerance > 0,1
Sehingga, variabel umur siswa lulus uji multikolinearitas.
Variabel Jenis Kelamin Siswa :
Nilai VIF = 1,451. VIF <10

Sehingga, variabel umur dan jenis kelamin siswa LULUS uji Multikolinearitas (tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas)


3. Uji Heteroskedastisitas --> Bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya penyimpangan heteroskedastisitas pada model regresi. Yang dianalisis melalui grafik Scatterplot.
     



Keterangan : Titik-titik pada grafik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu. Serta berada di atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka data ini LULUS uji heteroskedastisitas.

Senin, 11 April 2016

MARI MENGENAL DAN BELAJAR MENGGUNAKAN SPSS

APA ITU SPSS?


SPSS adalah sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis statistic cukup timggi serta sistem menejemen data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya.

APA KEGUNAAN SPSS?


SPSS digunakan oleh peneliti pasar, peneliti kesehatan, perusahaan survei, pemerintah, peneliti pendidikan, organisasi pemasaran, dan sebagainya. Selain analisis statistika, manajemen data (seleksi kasus, penajaman file, pembuatan data turunan) dan dokumentasi data (kamus metadata ikut dimasukkan bersama data) juga merupakan fitur-fitur dari software dasar SPSS. 

BAGAIMANA CARA MENGGUNAKAN SPSS?


Secara umum, cara kerja SPSS terbagi atas 3 tahapan, yaitu:


1. Input Data

          Langkah awal saat mengoperasikan SPSS adalah dengan memasukkan data. Masukkan data dalam Data View, untuk pengaturan dan memberi nama variabel pada Variable View.



2. Proses


         Sebelum dilakukan proses analisis data, pastikan bahwa Anda sudah memilih terlebih dahulu jenis analisis yang digunakan untuk mengolah data. Berbagai jenis analisis terdapat pada menu Analyze.



3. Output / hasil analisis


        Setelah proses analisis data dilakukan, kemudian akan muncul hasil analisis pada jendela output. Hasil analisis dapat berupa angka yang tersusun dalam tabel maupun grafik sesuai jenis analisis yang digunakan.
Sebagai contoh amnilah 20 sampel acak diambil dari suatu institusi, dengan diketahui jenis kelamin serta tinggi badannya.

Sebagai contoh sederhana : 20 sampel acak diambil dari suatu institusi, dengan diketahui jenis kelamin serta tinggi badannya.





1. Input Data



2. Proses






3. Output Data































Demikian kurang lebih pengenalan dan pembelajaran SPSS, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua, Aamiin allahumma aamiin :)

Sumber :

http://sdm.data.kemdikbud.go.id/upload/files/Modul%20Pembelajaran%20SPSS%2019%20-%20Bagian%201.pdf

http://statistikapendidikan.com/wp-content/uploads/2013/06/Analisis-Data-Menggunakan-SPSS.Refina1.pdf

Minggu, 07 Juni 2015

Ancaman Kesehatan oleh Si Kecil Streptococcus pyogenes

Assalamu’alaikum wr.wb


Apa kabar sahabat blogger? Semoga sehat selalu yaa dan tetap setia menjadi pembaca setia di blog saya J . Para pembaca sekalian pernah dengar atau pernah tahu tidak apa sih itu bakteri Streptococcus pyogenes ? Hayoo tahu tidak ?

            Nah..dari pada ingat-ingat, disini saya akan membantu para pembaca dalam menjelaskan dan memberikan informasi sedikit tentang Streptococcus pyogenes. Silahkan dibaca dan diresapi yaa semoga berkah dan bermanfaat ilmunya. JJ



Apa itu Streptococcus pyogenes ?


      Streptococcus pyogenes adalah bakteri gram positif yang memiliki bentuk bulat atau bulat telur, kadang menyerupai batang, tersusun berderet seperti rantai. Panjang rantainya bervariasi dan biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungannya atau habitatnya. Streptococcus terdiri dari kokus yang berdiameter 0,5 µm. Dalam bentuk rantai yang khas, kokus agak memanjang pada arah sumbu rantai. Streptococcus patogen jika ditanam dalam perbenihan cair atau padat yang cocok sering membentuk rantai panjang yang terdiri dari 8 buah kokus atau lebih (Cunningham, 2000).






     

 Bacterial structure

Fimbrae: attachment &adherence
M protein: major virulence factor
Hyaluronic  acid  capsule:  prevents
phagocytosis
Lipotechoic acid:bind epitel cell





Klasifikasi Streptococcus pyogenes


Kingdom : Bacteria
Filum        : Firmicutes
Kelas        : Bacili
Ordo        : Lactobacilales
Famili       : Streptococcaceae
Genus     : Streptococcus
Spesies : Streptococcus pyogenes


Dimana habitat dari Streptococcus pyogenes ?


     Streptococcus pyogenes sering ditemukan di dalam faring, rektum, dan kulit manusia ataupun hewan. Di alam banyak ditemukan di tanah dan terbawa melekat pada makanan atau benda yang tidak steril . Streptococcus pyogenes mudah tumbuh dalam semua enriched media. Tumbuhnya akan subur apabila diberi glukosa berlebih dan diberikan bahan yang dapat menetralkan asam laktat yang terbentuk (Cunningham, 2000).


Kapan Streptococcus pyogenes menjadi ancaman bagi kesehatan ?


     Streptococcus pyogenes merupakan salah satu patogen yang banyak meninfeksi manusia. Diperkirakan 5-15% individu normal memiliki bakteri ini dan biasanya terdapat pada saluran pernafasan, namun tidak menimbulkan gejala penyakit. S. pyogenes dapat menginfeksi ketika pertahanan tubuh inang menurun atau ketika organisme tersebut mampu berpenetrasi melewati pertahanan inang yang ada. Bila bakteri ini tersebar sampai ke jaringan yang rentan, maka infeksi supuratif dapat terjadi. Infeksi ini dapat berupa faringitis, tonsilitis, impetigo dan demam scarlet (Cunningham, 2000).


Bagaimana Streptococcus pyogenes dapat menginfeksi sel inang ?


     Infeksi yang ditimbulkan S. pyogenes disebabkan adanya interaksi faktor-faktor virulensi S. pyogenes dengan sel inang. Faktor virulensi tersebut bisa berupa protein yang disekresikan maupun yang berlokasi di permukaan sel. Faktor virulensi yang disekresikan diantaranya streptokinase, hialurodinase, proteinase, hemolisin, polisakarida-C, protease sistein, dan Streptococcal Inhibitor of Complement (SIC). Protein permukaan S. pyogenes yang berperan sebagai faktor virulensi diantaranya adalah Streptococcal C5a Peptidase (SCPa), protein M, dan protein F (Todar, 2002).





Kenapa S. pyogenes bersifat merugikan atau menjadi ancaman bagi kesehatan ?
Apa yang  dimiliki S. pyogenes ?


     S. pyogenes memiliki protein M yang berfungsi sebagai reseptor terhadap berbagai protein manusia. Protein M12 dapat mengikat IgG3 manusia secara spesifik dan pengikatan ini tampaknya bergantung pada isotop IgG3. Protein M24 diketahui dapat mengenali fibrinogen manusia secara spesifik dan fenomena ini berhubungan dengan resistensi S. pyogenes terhadap aktivitas fagositosis inang. Penelitian lain menunjukkan bahwa protein M3 mempunyai aktivitas pengikatan tehadap 3 protein manusia yaitu fibrinogen, albumin, dan immunoglobulin (Rectoningrum dan Cleary, 1994).


Bagaimana solusi patogen Streptococcus pyogenes ?


     Pemberian vaksin merupakan solusi menghadapi infeksi yang disebabkan oleh S. pyogenes. Banyak vaksin yang telah dikembangkan untuk menangani kasus ini diantaranya Fibronectin Binding Protein (FBP) dan Laminin Binding Protein (LBP). Protein FBP, dikenal sebagai vaksin untuk infeksi yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa protein FBP dapat meningkatkan respon imun protektif terhadap S. pyogenes. Dan aman untuk kesehatan jantung (Medina dan Chhatwal, 2002).


Siapa yang berperan dalam penerapan solusi dari patogen Streptococcus pyogenes ?


      Seorang yang telah memahami akan bahaya yang disebabkan oleh bakteri S.pyogenes seharusnya berhati-hati dalam melakukan aktivitasnya, karena sedikit saja imunitas menurun bakteri tersebut dapat menjadi ancaman yang sangat membahayakan. Dan seharusnya saling mengingatkan akan bahaya dari bakteri tersebut guna kesehatan bersama.
Menjaga pola hidup sehat, menjaga kebersihan diri dan lingkungan adalah cara untuk mencegah infeksi oleh bakteri S. pyogenes.


Daftar Pustaka


Cunningham, M. W,. 2000. Pathogenesis  of Group A Streptococcal Infection. Clin Micobiol :      Washington, D. C.

Cleary, P. P and D. S Rectoningrum. 1994. Group A Streptococcal Immunoglobulin-Binding Protein. Trends in Microbiol : Adhesin, Molecular Mimicry or Sensory Protein.

Todar, K., 2002. Todar’s Online Textbook of Bacteriology, Streptococcus pyogenes. Universitas of Wisconsin-Madison Dpartement of Bacteriology.

Medina E, and G. S, Chhatwal. 2002. The Potensial of Vacine Development Against Rheumatic Fever. Indian Heart,J.

Anonim. 2013. Habitat Streptococcus pyogenes. http://bioweb.uwlax.edu/bio203/s2007/falk_pete/habitat_and_diseases.htm. Diakses pada tanggal 6 Juni 2015 pada pukul 22.41 WIB.

Sri Agung Fitri. Makalah Bakteri Streptococcus pyogenes. 2010. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/09/pustaka_unpad_streptococcus-pyogenes.pdf. Diakses pada tanggal 6 Juni 2015 pada pukul 21.55 WIB.

Kamis, 23 April 2015

MIKROBA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI





Deteksi Bakteri Coliform pada Jajanan Pasar Cincau Hitam di Pasar Tradisional



Gambar 4. Cincau Hitam.
                                            Sumber : http://fauzirahman.student.umm.ac.id

Apa yang anda bayangkan bila mendengar kata cincau? Mungkin diantara kalian pembaca sudah tidak terdengar asing bukan? Cincau adalah makanan khas Indonesia yang cukup terkenal dengan cita rasa yang tinggi dan memiliki keunikan warnanya, ada cincau hijau dan cincau hitam.
 
Yang akan saya bahas kali ini ialah mengenai cincau hitam. Nah, para pembaca sekalian pasti mengetahui dimana saja tempat-tempat  makanan ini dijual, karena cincau hitam termasuk ke dalam makanan populer sehingga banyak sekali produsen yang berinovatif dalam mempermudah konsumen untuk mengakses tempat-tempat penjualan cincau hitam.
Sederhananya cincau hitam ini banyak di jual di pasar-pasar tradisional, namun seiring semakin pesatnya perkembangan dan kemajuan teknologi, kini cincau hitam pun banyak di jual di swalayan dan dalam kemasan yang menarik dan terlihat lebih higienis.
Para pembaca sekalian disini saya akan mengulas tentang terdeteksinya bakteri coliform pada jajanan pasar cincau hitam di pasar tradisional. Bakteri coliform ini ialah bakteri jahat yang dapat menimbulkan berbagai penyakit jika kita tidak berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan khususnya pada cincau hitam. Mengerikan bukan? Cincau hitam yang selama ini kita konsumsi, dan juga dengan segala khasiatnya apabila kita mengkonsumsinya, sayangnya fakta terkini menunjukkan hasil bahwa adanya bakteri yang membahayakan pada cincau hitam. Berhati-hatilah ternyata tidak semua cincau hitam layak untuk dikonsumsi.  
Bakteri coliform merupakan flora normal didalam usus manusia dan akan menimbulkan penyakit bila masuk kedalam organ atau jaringan lain. Bakteri ini mudah menyebar dengan cara mencemari air dan mengontaminasi bahan-bahan yang bersentuhan dengannya. Jika didapatkan kontaminasi bakteri ini pada suatu makanan maka merupakan suatu indikasi bahwa makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia. Hal ini dapat terjadi pada jajanan pasar cincau.

Bakteri ini mudah menyebar dengan cara mencemari air dan mengkontaminasi bahan-bahan yang bersentuhan dengannya. Pada proses pengolahan makanan biasanya bakteri ini mengontaminasi alat-alat yang digunakan dalam pengolahan. Jika didapatkan kontaminasi bakteri ini pada suatu makanan maka merupakan suatu indikasi bahwa makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia (Dewanti dan Haryadi, 2005).
Bakteri coliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Berdasarkan penelitian, bakteri Coliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh (Pracoyo, 2006).
Beberapa patogen yang telah dikenal sejak beberapa dekade lalu adalah giardia lamblia (giardiasis), cryptosporidium (cryptosporidiosis), hepatitis A (penyakit terkait hati), dan helminthes (cacing parasit). Bakteri Coliform dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa, dan parasit. Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada patogen serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan (Doyle, 2006).

Ciri-ciri bakteri coliform antara lain bersifat aerob atau anaerob fakultatif, yang berasal dari kotoran hewan maupun manusia, dan termasuk ke dalam bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35°C-37°C. Contoh bakteri coliform antara lain Escherichia coli, Salmonella spp., Citrobacter, Enterobacter, Klebsiella, dan lain-lain (Hajna, 1943).
            Bakteri Colitinja merupakan air yang mengandung colitinja, berarti air tersebut tercemar tinja. Tinja dari penderita sangat potensial menularkan penyakit yang berhubungan dengan air. Lihatlah kandungan gizi pada cincau hitam berikut :


Cincau Hitam (Mesona palustris)
                            Tabel 1. Komponen gizi cincau hitam
Komponen
Jumlah per 100 gram
Kalori
122,0 kal
Protein
6,0 gram
Lemak
1,0 gram
Karbohidrat
26,0 gram
Kalsium
100,0 mg
Fosfor
100,0 mg
Besi
3,3 mg
Vitamin A
10,750 SI
Vitamin B1
80,0 mg
Vitamin C
17,0 mg
Air
66,0 gram
Bahan yang dapat dicerna (%)
40%

Sumber: Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI, 1992 dalam
Widyaningsih (2007)
Dari tabel kandungan gizi cincau hitam diatas, menunjukkan bahwa  bakteri coliform dapat tumbuh dan berkembang pada cincau hitam dikarenakan kompleksnya kandungan gizi yang dapat menutrisi bakteri dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila bakteri coliform sudah mengkontaminasi cincau hitam maka sangatlah mudah bakteri coliform ini untuk memperbanyak dirinya.

Para pembaca sekalian, apa saja sih yang termssuk ke dalam bakteri coliform tersebut? Kita simak yuk karakteristik dari masing-masing bakterinya.

Cincau yang terdapat bakteri coliform atau sering disebut bakteri golongan Enterobacteriaceae antara lain  terdiri dari bakteri Klebsiella sp., Salmonella sp., Citrobacter sp., dan Escherichia coli. Adanya bakteri  Enterobacteriaceae pada cincau yang dijual menunjukkan terjadi pencemaran oleh tinja manusia.
 
Bakteri Citrobacter sp. yang ditemukan biasanya tersebar luas dilingkungan, sehingga bakteri ini dapat dijumpai di dalam air, tanah dan makanan. Bakteri ini dapat menimbulkan infeksi pada saluran urin, saluran pernafasan, kulit permukaan (ulcer, otitis luar, luka kulit), bagian dalam (bacteriaemia, peritonitis, osteomyelitis) dan neonatal meningitis. Klebsiella sp. hidup sebagai saprofit pada lingkungan hidup, pada air, tanah, makanan dan sayur-sayuran. Bakteri ini dapat menimbulkan infeksi pada saluran urin, paruparu, saluran pernafasan, luka-luka dan septicaemia (Soemarno, 2000).

Bakteri Salmonella sp. merupakan bakteri patogen yang dapat menyebabkan demam, diare dan ketegangan otot abdominal (abdominal cramp). Akan tetapi pada pasien yang mempunyai sistem imun yang lemah, Salmonella sp. akan menginvasi sirkulasi darah dan menyebabkan infeksi yang bersifat fatal. Dalam standar mutu, didalam minimal 50 gram makanan yang diperiksa tidak boleh ada bakteri Salmonella sp. Sedangkan Escherichia coli merupakan flora normal di dalam usus manusia, sehingga adanya kontaminasi Escherichia coli pada makanan merupakan indikasi pasti terjadinya kontaminasi tinja manusia (Soemarno, 2000).


Gambar 5. Escherichia coli pewarnaan gram (500x)

Sumber : Prescott, 2002.

Makanan yang diproduksi harus memiliki kriteria agar dapat dikonsumsi oleh konsumen. Kriteria tersebut yaitu makanan berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki, bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya. Kemudian bebas dari  perubahan  fisik dan kimia  yang tidak  dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan serta bebas dari mikroorganisme dan parasit yang  menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness). Sanitasi yang kurang baik dari penjamah makanan atau penjual dapat menjadi sumber penyakit bagi konsumen dan dapat menyebar kepada masyarakat. Peranannya dalam  suatu  penyebaran  penyakit  dengan  cara  kontak antara penjamah makanan yang menderita penyakit menular dengan konsumen yang sehat. Kontaminasi terhadap   makanan  oleh   penjamah   makanan yang sakit, misalnya batuk atau luka ditangan, dan pengolahan makanan dengan air tercemar Escherichia coli atau  penanganan makanan oleh penjamah makanan yang sakit atau pembawa  kuman (Zaenab, 2008).

Nah, sekarang kita simak fakta penelitian lapangan yang dilakukan pada beberapa pasar tradisional untuk mendeteksi bakteri coliform pada cincau hitam.

Pada penelitian Djaja (2003) disebutkan bahwa kontaminasi Escherichia coli pada pedagang kaki lima disebabkan karena kontaminasi bahan makanan (51,8%), kontaminasi pewadahan (18,8%), kontaminasi air (18,8%), kontaminasi makanan disajikan (18,8%), kontaminasi tangan (12,9%) dan kontaminasi makanan matang (10,6%). Dalam hal ini, terjadinya kontaminasi Escherichia coli pada pasar tradisional dan swalayan dapat disebabkan oleh hal diatas. Terdapat 4 sampel yang ditemukan bakteri Escherichia coli yaitu pada sampel pasar tradisional terdapat 3 sampel dan pada sampel swalayan terdapat 1 sampel yang ditemukan Escherichia coli, hal ini dapat menyebabkan masyarakat yang memakan cincau tersebut dapat menderita penyakit diare, infeksi salulan kencing, sepsis (infeksi berat) pada anak, atau necrotizing enterocolitis (kerusakan berat saluran cerna). Bakteri Escherichia coli juga dapat menimbulkan racun yang menimbulkan diare seperti pada kolera (tipe ETEC), dapat menimbulkan penyakit diare seperti pada shigella (tipe EIEC), dapat menimbulkan diare berdarah atau haemorrhagic colitis dan haemolytic syndrome (tipe EHEC) (Soemarno, 2000).
Beberapa penyakit yang sering timbul akibat bakteri Escherichia coli adalah penyakit diare, bakteri Escherichia coli yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan diseluruh dunia. Bakteri ini diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya dan setiap koloni menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda seperti yang sudah diutarakan. Gejalanya yaitu diare, yang merupakan buang air besar yang encer dengan frekuensi 4x atau lebih dalam sehari, kadang disertai muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak nafsu makan, bahkan darah dan lendir dalam kotoran. Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan  elektrolit sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.  Infeksi saluran kemih, penyebab yang paling sering dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira 90% wanita muda. Gejalanya yaitu sering kencing, disuria, hermaturia, dan piura. Kebanyakan infeksi ini disebabkan oleh Escherichia coli dengan sejumlah tipe antigen O. Sepsis, bila pertahanan tubuh ibu tidak kebal, Escherichia coli dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan sepsis.
Meningitis, Escherichia coli merupakan salah satu penyebab utama meningitis pada bayi. Bakteri Escherichia coli dari kasus meningitis ini mempunyai antigen KI. Mekanisme virulensi yang berhubungan dengan antigen KI tidak diketahui (Tambunan, 2010).
Para pembaca sekalian dapat di tegaskan kembali bahwa berhati-hatilah dalam mengkonsumsi makanan dan minuman, apalagi di tempat-tempat yang kemungkinan besar bakteri dapat dengan mudah mengkontaminasi makanan dan minuman yang akan kita konsumsi. Lihatlah betapa jahatnya bakteri mengkontaminasi makanan dan dapat menimbulkan gejala yang amat buruk bagi tubuh kita. Jadi, biasakan higienis dalam melakukan semua hal karena bakteri selalu ada dalam setiap aktivitas kita dan sebagian bakteri jahat selalu siap untuk dapat menginfeksi kita. Ciptakanlah budaya bersih dan sehat.

Semoga Bermanfaat.. 

Referensi
Dewanti R dan Haryadi. 2005. Bakteri Indikator Sanitasi dan Keamanan Air  Minum. IPB.    http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_fdsf_bctrindktr.php. (Dikutip pada tanggal 22 April 2015)
Doyle, M.P., Erickson, M.C. 2006. Closing The Door On The Fecal Coliform Assay. Microbe 1, hal. 162-163. (Dikutip pada tanggal 23 April 2015)
Hajna, A.A., Perry, C.A. 1943. Comparative Study Of Presumptive And Confirmative Media For Bacteria Of The Coliform Group And For Fecal Streptococci. Am J Publ Hlth 33, hal. 550-556. (Dikutip pada tanggal 23 April 2015)
Pracoyo, N.E. 2006. Penelitian Bakteriologik Air Minum Isi Ulang di Daerah Jabotabek. Cermin Dunia Kedokteran 152, hal. 37-40. (Dikutip pada tanggal 23 April 2015)
Soemarno. 2000. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Akademi Analis Kesehatan. Yogyakarta.
Tambunan, Samuel. 2010. Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri. Escherichia coli pada Es Kolak Durian yang Dijajakan Di Jalan Dr. Mansyur Kelurahan Padang Bulan Kota Medan Tahun 2010. Skripsi FKM. USU Medan.
Zaenab. 2008. Kasus Keracunan Makanan. Kesehatan Lingkungan Makassar. http://keslingmks.wordpress.com/2008/12/26/makalah-tentang-kasuskeracunan-makanan/. (Dikutip pada tanggal 23 April 2015)